WELCOME TO MY BLOG


web widgets

INVERTER DC TO AC

Kamis, Mei 16, 2013 |

 INVERTER DC TO AC


Rangkaian Inverter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik DC (arus searah) menjadi tegangan AC (bolak-balik). Umumnya rangkaian ini digunakan untuk mendapatkan tegangan ac yang sesuai dengan tegangan PLN (220 volt) dengan memanfaatkan baterai atau aki yang mempunyai tengangan arus searah. Rangkaian ini bisa diaplikasikan pada berbagai fungsi mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai industri. Untuk dirumah misalnya pada saat listrik PLN padam maka anda bisa memanfaatkan akumulator dan rangkaian ini sebagai pengganti untuk menyalakan segala macam peralatan elektronik seperti televisi, tape, komputer, kulkas dan alat listrik rumah lainnya. Hanya saja anda tinggal menyesuaikan tingkat daya yang bisa di handle oleh rangkaian inverter anda.
Contoh pemanfaatan rangkaian inverter pada alat-alat rumah tangga sekarang ini yaitu :

  • Lampu Emergency, lampu ini berfungsi sebagai cadangan pada saat listrik PLN padam. Daya yang digunakan oleh lampu emergency berasal dari baterai. Baterai hanya bisa menyimpan tegangan dc. Tegangan dc ini kemudian dijadikan menjadi tegangan jala-jala listrik rumah tangga yaitu 220 VAC menggunakan rangkaian inverter. Baterai pada lampu emergency harus dicharge menggunakan rangkaian charger baterai supaya bisa meyimpan daya listrik yang cukup.
  • UPS, alat listrik satu ini sangat penting digunakan di kantor-kantor. UPS ini berfungsi untuk mencegah peralatan listrik padam pada saat tegangan listrik dari PLN padam. Sehingga komputer-komputer yang sedang beroperasi dan sedang mengolah data-data penting tidak kehilangan datanya karena kehilangan daya listrik. Prinsip kerja dari UPS ini sebenarnya hampir sama dengan prinsip kerja pada lampu emergency, yaitu menggunakan battery dan rangkaian inverter. Hanya saja rangkaian pada lampu emergency lebih sederhana dibanding pada rangkaian di UPS.
  • Skema Rangkaian Inverter Sederhana :
    Prinsip kerja dari rangkaian inverter serderhana di atas yaitu memanfaatkan rangkaian flip-flop sebagai pembangkit pulsa. Rangkaian tersebut memanfaatkan masing-masing dua buah transistor, kapasitor dan resistor. Nilai frekuensi ditentukan oleh besarnya kapasitor dan resistor. Tegangan listrik dari rangkaian flip-flop kemudian dinaikkan dengan menggunakan transformator (trafo).

    Komponen yang digunakan :
    • T1 = Trafo CT 
    • Q1 dan Q2 = Transistor NPN 2N3055
    • C1 dan C2 = 68 mikrofarad, 25 V
    • R1 dan R2 = 10 ohm, 5 watt
    • R3 dan R4 = 180 ohm, 1 watt
    • D1 dan D2 = IN4007
    Catatan :
  • Gunakan heatshink pada transistor Q1 dan Q2
  • Perhatikan dispasi daya dari masing-masing komponen yang digunakan
  • Hubungkan keluaran dari inverter ke terminal 9v pada trafo ct
  • Keluaran 220 volt didapat dari terminal 0 dan 220 volt pada trafo ct. Keluaran tidak persis sama 220volt, bergantung dari input anda pada terminal 9v trafo ct. Secara teori, supaya tegangan keluaran mendekati 220volt maka keluaran dari inverter yaitu 9 dikali akar 2.

Read More

POWER SUPPLY SWITCHING

Rabu, Mei 15, 2013 |

 By 
muhsuinelektronika.blogspot.com


POWER SUPPLY SWITCHING

 


DAFTAR KOMPONEN
 1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio / Trimpot = 100 Kohm) 2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led) 3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904) 4. Catu daya 9 volt

Pada dasarnya rangkaian charger otomatis memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara tegangan supply dengan baterei yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan baterei maka baterei bisa dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui baterei yang di-charge tidak bisa dikontrol serta jika baterei sudah penuh maka baterei tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan pendek. Prinsip Kerja Rangkaian Charger Otomatis Pada saat baterei kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus yang akan mengisi baterei sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung kenaikan tegangan pada baterei akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk VR1 Anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera Anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi LED indikator D3 pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jika baterei sudah terisi penuh maka LED indikator secara otomatis akan menyala dikarenakan kenaikan tegangan pada baterei yang di-charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 K ohm akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami jenuh.


Read More